Monday, July 20, 2015

MENGHADAPI UJIAN NASIONAL DI TENGAH KETIDAK PASTIAN KURIKULUM

Tidak terasa saya sudah membimbing anak untuk menghadapi ujian nasioal selama lima tahun. Saya ingat waktu masa sd dulu ujian nasional diberi nama EBTANAS. Waktu itu yang diujikan adalah lima mata pelajaran PKN, IPS, B. Indonesia, Matematika, dan IPA. Berbeda dengan sekarang yang hanya tiga mata pelajaran saja. Seingat saya dari masa ke masa siapapun menteri pendidikan dan kurikulum selalu di laksanakan ujian akhir bagi siswa. Saya tidak ingin berpolemik apakah Ujian Nasioanal diperlukan atau tidak. Yang jelas setiap akhir suatu tingkat pendidikan pasti diadakan sebuah ujian bagi siswa entah namanya Ujian Negara, Ujian Sekolah, EBTANAS, UN, UNAS, UASBN, USM. 

Ketika dulu masih SD saya tidak ikut bimbingan belajar atau guru privat. Saya di bimbing oleh Ibu saya. Ibu saya waktu itu lebih banyak melatih saya hafalan karena untuk pelajaran matematika beliau kurang menguasai. Tetapi hasilnya waktu itu saya bisa meraih nilai 42,80 kalau dirata-rata 8 lebih. Kalau seleksi PPDB waktu itu saya bisa masuk SMP 8 karena waktu itu terendah 42,60. Tetapi karena masalah jaral lokasi dan sulitnya sarana transportasi akhirnya saya mendaftar di SMP 6 yang lebih terjangkau dari sarana transportasi. Saya membandingkan dengan sekarang. Hampir semua anak sekarang masuk bimbel atau guru privat. Mungkin sedikit orangtua yang membimbing langsung. Sebagai pekerja di bimbel saya senang-senang saja kalau siswa bimbel saya banyak. Tetapi penekanan saya adalah tetap orangtua harus memegang peran penting dalam pembelajaran anaknya, meskipun hanya menanyakan perkembangan anaknya.

Jadi, untuk menghadapi perubahan kurikulum yang belum menentu seperti sekarang ini. Kita sebagai orangtua dan guru tidak boleh hanya menunggu. Ingat ujian akhir ini entah namanya Ujian Sekolah Madrasah, Ujian Nasional, UASBN, atau EBTANAS adalah jalan selanjutnya untuk masuk ke SMP yang bagus. Entah ujian akhir semacam ini dijadikan penentu kelulusan atau tidak, tetap anak anda harus melanjutkan ke jenjang penidikan selanjutnuya. Maka dari itu, persiapan sejak dini adalah keharusan. Jangan menunggu keluarnya kisi-kisi terbaru karena kisi-kisi terbaru biasanya keluar sekitar bulan Januari sehingga tinggal sedikit waktu. Ingat yang berubah hanya indikatornya saja bukan materinya.

No comments:

Post a Comment